Tradisi Tumbilotohe di Kawasan Sombari Gunakan Bahan Bakar Ramah Lingkungan
07Apr'24
Admin
0 Komentar
261x Dibaca
Dulohupa.id, Tradisi Tumbilotohe atau pasang lampu merupakan salah satu tradisi di Gorontalo yang terus dilestarikan oleh masyarakat. Tak terkecuali masyarakat kelurahan Dulalowo Timur yang ikut serta melestarikan tradisi malam pasang lampu dengan menyalakan lampu botol di Kawasan Sombari.
Pelaksanaan festival ini digagas oleh Kadis Pariwisata Provinsi Gorontalo yang berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan akhirnya bersepakat bersama-sama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten dan Kota se-provinsi Gorontalo untuk melaksanakan kegiatan yang diberi tajuk Festival Green Tumbilotohe tahun 2024.
Zambronie Agus selaku Kadis Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kota Gorontalo dalam sambutannya mengatakan untuk melestarikan sejarah tradisi tumbilotohe, bahan bakar yang digunakan dalam festival ini bersumber dari bahan nabati seperti yang digunakan oleh orang-orang zaman dulu.
“Kita berangkat dulu dari sejarah adanya tumbilotohe, tumbilotohe itu berdasarkan catatan sejarah ini mulai ada di provinsi Gorontalo sejak abad ke-15. Di Abad 15 itu warga Gorontalo disetiap atau di mulai pada malam tanggal 27 Ramadan itu menyalakan lampu di setiap rumah, lampu ini berbahan dasar nabati atau tumbuh-tumbuhan dimana mereka menyalakan obor yang terbuat dari pelepah kelapa untuk menerangi jalan ke masjid” ujar Zambronie. Sabtu (06/04/2024)
“Dan kenapa malam hari ini dilakukan festival karena kita ingin terus membudayakan kegiatan tumbilotohe namun tentunya kita harapkan bahwa tumbilotohe ini akan menjadi suatu tradisi yang ramah lingkungan. Sehingga diharapkan bahan bakar yang digunakan itu tidak lagi menggunakan sepenuhnya bahan bakar minyak tanah namun juga mulai menggunakan kembali bahan-bahan bakar tumbilotohe yang bersumber dari bahan nabati” sambungnya.
Zambronie Agus selaku Kadis Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kota Gorontalo dalam sambutannya mengatakan untuk melestarikan sejarah tradisi tumbilotohe, bahan bakar yang digunakan dalam festival ini bersumber dari bahan nabati seperti yang digunakan oleh orang-orang zaman dulu.
“Kita berangkat dulu dari sejarah adanya tumbilotohe, tumbilotohe itu berdasarkan catatan sejarah ini mulai ada di provinsi Gorontalo sejak abad ke-15. Di Abad 15 itu warga Gorontalo disetiap atau di mulai pada malam tanggal 27 Ramadan itu menyalakan lampu di setiap rumah, lampu ini berbahan dasar nabati atau tumbuh-tumbuhan dimana mereka menyalakan obor yang terbuat dari pelepah kelapa untuk menerangi jalan ke masjid” ujar Zambronie. Sabtu (06/04/2024)
“Dan kenapa malam hari ini dilakukan festival karena kita ingin terus membudayakan kegiatan tumbilotohe namun tentunya kita harapkan bahwa tumbilotohe ini akan menjadi suatu tradisi yang ramah lingkungan. Sehingga diharapkan bahan bakar yang digunakan itu tidak lagi menggunakan sepenuhnya bahan bakar minyak tanah namun juga mulai menggunakan kembali bahan-bahan bakar tumbilotohe yang bersumber dari bahan nabati” sambungnya.
Komentar