Peringkat IPKN Gorontalo Naik, Kadispar Apresiasi Kolaborasi Stakeholder Parwisata
19Des'24
Admin
0 Komentar
223x Dibaca
Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional (IPKN) tahun 2024 Provinsi Gorontalo naik menjadi 4,56 poin dan bertengger di peringkat 17 nasional. Hasil ini naik 0,62 poin dari tahun 2022 sebesar 3,94 atau di peringkat 28 nasional. Angka ini otomatis mendorong peringkat Gorontalo dari urutan 28 menjadi 17 dari seluruh Provinsi di Indonesia.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Aryanto Husain, mengatakan kenaikan IPKN menjadi kegembiraan tersendiri bagi insan pariwisata di Gorontalo sekaligus menjadi hasil kerja keras dan kolaborasi antar pihak terkait. Menurutnya, kolaborasi hexahelix didukung sinergi kegiatan Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten/ Kota serta para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah menjadi kunci utama keberhasilan ini.
"Alhamdulilah IPKN 2024 sudah dirilis dan menempatkan Gorontalo di peringkat 17 secara nasional. Meskipun tidak berada di papan atas, namun kenaikan indeks 0,62 adalah hal yang luar biasa dan perlu kita syukuri," kata Aryanto, Kamis (19/12/2024).
IPKN merupakan platform yang dikembangkan untuk mengukur pembangunan kepariwisataan di Indonesia. IPKN digunakan sebagai alat untuk mengukur pembangunan kepariwisataan di tanah air dengan tetap menggunakan rujukan standar pembangunan kepariwisataan di tingkat global.
IPKN diukur berdasarkan lima subindeks, 16 pilar dan 96 indikator. Subindeks terdiri dari enabling environment, travel torusim and enabling conditions, infrastructure, travel and tourism deman drivers, serta travel and tourism sustainablity.
Indikator pengukuran juga dibagi menjadi tiga kategori yakni indikator turunan langsung yakni indikator yang penamaan dan datanya sama dengan travel and tourism development indeks dengan penyesuaian kondisi dan ketersediaan data di tingkat provinsi.
Berikutnya indikator adaptasi yakni Indikator yang dilakukan penyesuaian dan atau perubahan yang mendekati pada substansi yang terkandung dalam indikator Travel and Tourism Development Index yang dirujuk. Ada juga Indikator lokalitas Indonesia yakni indikator di luar dari konsep Travel and Tourism Development Index yang dapat mempresentasikan pengembangan pariwisata di tingkat Daerah.
Dari 5 subindeks IPKN, yang mengalami penurunan hanya travel tourism and enabling conditions. Sub indeks meliputi prioritas pembangunan kepariwisataan dan daya saing harga. Aryanto mengakui soal daya saing harga adalah masalah tersendiri karena diluar kendali Pemda, terutama menyangkut harga tiket pesawat yang masih tinggi. Soal kebijakan, Kadispar yang baru saja menyelesaikan Diklat PKN I ini optimis karena Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih menjadikan sektor pariwisata menjadi salah satu program unggulan kedepan.
"Ini akan dicatat sebagai political will Pemda dan bisa memberikan pengaruh menaikkan point kita kedepan," imbuhnya.
Lebih lanjut katanya, kenaikan IPKN menjadi penting di tengah kondisi keuangan daerah yang minim. Anggaran minim yang dikelola Dinas Parwisata harus dibagi untuk mendukung perbaikan dan penataan Destinasi, memperkuat Promosi, dan memperkuat subsektor ekonomi kreatif.
"Kondisi keuangan di kabupaten/kota lebih kurang sama, bahkan beberapa defisit anggaran untuk mendukung pariwisata. Maka kamipun hadir untuk ikut mendukung dengan tetap memperhatikan urusan dan kewenangan," katanya.
Oleh karenanya, Aryanto berharap minat investasi di sektor Pariwisata meningkat. Investasi mencakup pembukaan destinasi baru yang lebih berkualitas, penyenggaraan event, investasi infrastruktur kepariwisataan seperti hotel, restoran, dan lain-lain. "Investasi menjadi new engine untuk mendorong geliat pariwisata kita di tengah keterbatasan anggaran Pemerintah," tegasnya.
Aryanto menambahkan trend naik IPKN ini didukung oleh gambaran kenaikan jumlah kunjungan ke Gorontalo. Pada 2024, jumlah pergerakan Wisatawan Nusantara naik menjadi 2.573.036 dari 1.710.997 pergerakan pada 2023. "ada kenaikan sebesar 50,38% atau 862.036 pergerakan selama periode itu,"jelasnya. Ini jauh melampaui target RPJMD dan target nasional. Demikian halnya kunjungan wisatawan asing yang juga menunjukan hasil yang cukup baik. Hal ini terlihat dari laporan penginapan baik hotel maupun homestay yang ada di Gorontalo.
Aryanto mengakui, destinasi Hiu Paus Botubarani menjadi salah satu daya tarik utama kunjungan ke Gorontalo. Karenanya ia menghimbau kolaborasi yang lebih baik lagi dalam mengelola destinasi ini temasuk destinasi wisata lainnya. Termasuk penguatan kelembagaan, promosi dan layanan.
Meskipun demikian, menurutnya, Gorontalo juga masih harus menambahkan jumlah event dan perbanyakan destinasi wisata untuk meningkatkan lengt of stay (lama tinggal) wisatawan yang belum ideal. Karenanya kolaborasi pembangunan pariwisata perlu diperkuat lagi terutama dalam hal penyajian atraksi-atraksi, penataan event dan juga pengelolaan destinasi.
"Saya yakin dengan dukungan political will yang kuat serta kolaborasi semua pihak, sektor Parwisata dan ekonomi kreatif Gorontalo akan semakin berkembang dan bisa memberi warna dalam perekonomian daerah," tutupnya.
Komentar