Berkunjung Ke Destinasi Hiu Paus Botubarani, Wakil Menteri Pariwisata Tekankan Local Wisdom
29Sep'25
Admin
0 Komentar
36x Dibaca
Berkunjung Ke Destinasi Hiu Paus Botubarani, Wakil Menteri Pariwisata Tekankan Local Wisdom
Di sela-sela kehadirannya membuka Gorontalo Karnaval Karawo 2025, Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa menyempatkan diri berkunjung ke beberapa destinasi wisata di Gorontalo Destinasi yang dikunjungi yakni hiu paus Botubarani, Desa Wisata Reiligi Bongo, Benteng Otanaha dan Pendaratan Soekarno Iluta. Turut mendampingi Deputi Destinasi dan Infrastruktur dan Staf Ahli Bidang Kelembagaan Kementerian Pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Aryanto Husain, yang ikut mendampingi mengatakan kunjungan sifatnya programatik, dimana Wamenpar ingin meluhat langsung kondisi pariwisata Gorontalo. Menurutnya Wamenpar tidak hanya melihat lokasi dan kondisi destinasi namun berdiskusi juga dengan Pokdarwis, Kepala Desa dan warga setempat. "Ibu Wamen ingin mendengar langsung dari lapangan apa yang sedang dihadapi temasuk permasalahan yang ada sekaligus mengarahkan solusi yang bisa ditempuh," ujarnya.
Salah satu yang menjadi perhatiannya Wamenpar adalah pengelolaan destinasi wisata berkelanjutan dan merujuk pada kearifan lokal. Menurutnya, destinasi wisata berkelanjutan adalah destinasi yang dikelola secara seimbang antara ekonomi, sosial dan lingkungan. Pengelolaan destinasi berbasis masyarakat harus memperhatikan dan mempertahankan lokal culture.
"Pengembangan destinasi jangan menghilangkan identitas lokal karena disitulah keunikannya dan daya tariknya," ungkapnya.
Atas keluhan wisatawan asing yang tidak menggunakan pakaian yang sesuai kondisi lokal di destinasi hiu paus Botubarani, Wamenpar meminta agar hal itu diatur melalui SOP atau peraturan. Peraturan lebih lanjut disosialisasikan dan dievaluasi implementasinya.
Kepala Dinas Pariwisata, Aryanto Husain merespons positif arahan Wamenpar terhadap pengembangan berbagai destinasi wisata. Khusus untuk kondisi Botubarani, Aryanto akan segera memfasilitasi pembentukan peraturan yang dimaksud. Menurutnya, Batubarani adalah bagian dari wilayah adat Gorontalo yang memegang teguh falsafah adat dan agama. Berbeda dengan destinasi lain yang sifatnya private, Botubarani adalah destinasi yang dikunjungi oleh masyarakat luas termasuk anak-anak.
"Seperti arahan Wamenpar, saya meminta Pokdarwis dan Guide untuk mulai sosialisasikan hal ini kepada wisatawan dan mendorong pembahasan terhadap aturan yang bisa menjadi rujukan. Botubarani harus jaga sesuai kearifan lokal dan budaya Gorontalo," ujarnya.
Aryanto juga akan mengawal usulan kebutuhan ruang ganti, kamar bilas dan sarpras lainnya yang akan disampaikan ke Kemenpar agar bisa nanti dimanfaatkan wisatawan asing yang ingin bilas atau mengganti pakaiannya. Hal ini termasuk juga tanda-tanda visual untuk melengkapi SOP yang sudah ada.
"Saya tadi bicara lama dengan Deputi Destinasi dan Infrastruktur tentang hal ini. Beliau menyampaikan akan menindaklanjutinya sesuai arahan Wamenpar atas kebutuhan masyarakat," tutupnya
Komentar