Pariwisata Bahari dan Peran Ilmu Kelautan Menuju Indonesia Emas
16Mei'25
Admin
0 Komentar
320x Dibaca
Keluarga besar Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT Manado) merayakan Hari Ulang Tahun ke 37 nya pada Kamis, 15 Mei. Di tengah sukacita peringatan ini, harapan besar tertuju pada peran vital disiplin ilmu ini dalam memajukan sektor pariwisata bahari menuju visi besar Indonesia Emas 2045. HUT ini sendiri di hadiri para Guru Besar dan pakar ilmu kelautan, alumni dan mahasiswa program Studi Ilmu Kelautan UNSRAT.
Dalam sesi talkshow, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Aryanto Husain, memaparkan pandangan optimisnya terhadap kontribusi lulusan dan penelitian Ilmu Kelautan UNSRAT. Aryanto yang juga menjadi angkatan pertama program studi ilmu kelautan UNSRAT ini menekankan bahwa pengelolaan pariwisata bahari yang berkelanjutan dan bertanggung jawab memerlukan landasan ilmiah yang kuat.
"Ilmu Kelautan memiliki peran krusial dalam menyediakan data dan analisis yang akurat terkait potensi dan kerentanan ekosistem laut kita," ujarnya.
Aryanto menambahkan Pariwisata bahari sangat tergantung dengan kondisi ekosistim perairan. Contohnya, wisata underwater menarik wisatawan penyelam jika kondisi terumbu karangnya baik. Biologi laut berperan tidak hanya mempelajari jenis karang tapi juga cara menjaga ekosistim terumbu karang.
Hutan manggrove di kawasan pesisir juga bisa menjadi lokus ekowisata yang menarik. Dengan konsep eduwisata, pengunjung tidak hanya diajak ikut menanam bibit manggrove tapi juga mengenali berbagai spesis m manggrove.
Di bagian lain, Aryanto menekankan dampak IUU Fishing terhadap pariwsata bahari. "Saya berharap ilmu kelautan dapat memberi solusi terhadap praktek perikanan yang buruk ini agar tidak mencederai citra pariwisata kita," ujarnya.
Kadis Pariwisata yang memperdalam ilmu kebijakan Kelautan di Wollongong University Australia ini, berharap Ilmu Kelautan UNSRAT terus menghasilkan kajian mendalam mengenai daya dukung kawasan wisata bahari, identifikasi potensi wisata baru yang ramah lingkungan, serta solusi inovatif dalam mengatasi tantangan seperti pencemaran dan kerusakan terumbu karang.
"Pengetahuan dan keahlian dari para ahli kelautan sangat dibutuhkan untuk merumuskan kebijakan pariwisata yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan laut sebagai aset utama kita," tambahnya.
Aryanto menyoroti pentingnya sinergi antara akademisi Ilmu Kelautan UNSRAT dengan pemerintah daerah dan pelaku industri pariwisata. Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi dalam pengembangan produk wisata bahari yang unik dan berdaya saing, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi di kalangan wisatawan dan masyarakat lokal.
Saat menyelesaikan S3 di Bogor University, Aryanto melihat ada kesempatan yang baik dimana setiap perguruan tinggi bisa mempekaya kebijakan Pemerintah dalam hal pengelolaan sumbedaya alam dan lingkungan. Peran ini Bisa dikembangkan secara tematik nisalnya dengan mendukung sektor pariwisata.
"Saya berharap peringatan HUT ini makin memperkokoh landasan ilmu Kelautan UNSRAT untuk mendukung sektor pariwisata bahari agar tumbuh optimal dan memberikan kontribusi signifikan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 sebagai negara maritim yang maju dan lestari," tutupnya.
Komentar