Pemprov Gorontalo melalui Dinas Pariwisata, dinilai sukses menggelar Festival Green Tumbilotohe di enam titik yang tersebar di kabupaten Kota.
Penilaian tersebut disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI yang diwakili Deputi Industri dan Investasi Kemenparekraf Rizay Handayani Mustafa saat melihat langsung di Taman Taqwa, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Ahad 7 April 2024.
Festival Green Tumbilotohe adalah sebuah festival malam pasang lampu yang memadukan tradisi lokal, dengan pariwisata hijau, yaitu dengan kembali menggunakan lampu tradisional berbahan bakar minyak kelapa yang lebih ramah lingkungan dan anti polutan.
"Karena saya melihat satu event itu, sebaiknya memang berdasar dari sesuatu yg sudah ada, tradisi yang sudah ada. Ada event yang untuk mengangkat seni budaya, ada yang berlatar belakang tradisi," ujar Rizay.
"Nah saya melihat tumbilotohe merupakan festival tradisi yang tidak ada di tempat lain. Ini unik dan hanya ada di Gorontalo," sambungnya.
Berdasarkan sejarah tumbilotohe, awalnya menggunakan damar, kemudian minyak kelapa, setelah itu minyak tanah, dan mulai dipadukan dengan lampu hias listrik. Sekarang kembali lagi ke minyak kelapa.
Mengetahui sejarah itu, Rizay mengatakan, hal ini yang perlu dikembangkan lagi. Karena berbicara tentang membawa sektor wisata ke green tourism (pariwisata hijau) festival ini sangat tepat sasaran.
"Di sini ada nilai tradisi, nilai lingkungan, dan paling penting adalah nilai ekonomi dengan keterlibatan UMKM. Jadi ini benar - benar adalah event yang secara komprehensif mengangkat tiga hal," kata Rizay.
"Intinya belum ada satupun di Indonesia yang memiliki ini, tidak ada festival yang diangkat dari tradisi. Tumbilotohe harus ramai akan wisatawan," tekannya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Ariyanto Husain menjelaskan Festival Green Tumbilotohe tahun ini merupakan yang pertama sekaligus percobaan, karena budaya tumbilotohe beberapa tahun terakhir sudah melekat pada penggunaan listrik dan minyak tanah.
Sehingga, untuk mengembalikan hal tersebut butuh proses, Tumbilotohe harus kembali ke zaman kearifan lokal, keindahan, tapi tetap menjaga lingkungan.
"Sebagai laporan pak gubernur dan ibu deputi, event ini diikuti oleh seluruh kabupaten/kota. Jadi kolaborasi penyelenggaraan event ini adalah bentuk dukungan pemda juga, terhadap ide besar mengembalikan tumbilotohe yang sebenarnya," tutupnya.
Diketahui festival ini berlangsung selama tiga hari, dimulai dari 6-8 April 2024 dengan mengikuti tradisi Tumbilotohe yaitu di tiga hari jelang hari raya Idulfitri.***
Komentar